12.01.2008

KEMBALI KE NEGERI ASAL


"Nenek moyang kita dulu dicipta dan menetap di surga, lalu diusisr karena kesalahan, tidakkah kita rindu untuk kembali ke negeri asal ?". (Imam al-Junaid)

Semua mahluk yang hidup di perantauan selalu merindukan kampung halaman. Rindu untuk kembali ke tanah kelahiran; tempat dulu dibersarkan. Rindu untuk kembali ke negeri asal, tak terkecuali ikan salmon seperti yang dikisahkan oleh cendikiawan Turki Harun Yahya.

Negeri asal kita adalah surga, karena di situlah dulu nenek moyang kita (Nabi Adam As), dicipta dan menetap. Setelah diusir karena kesalahan, Beliau dan anak cucunya melakukan pengembaraan dan hidup sebagai pelancong di Negeri ini, dengan mambawa rindu yang membara bagai sekam untuk kembali ke negeri asal.

Seperti halnya ikan salmon, upaya kembali ke negeri asal ini memang tidak mudah, penuh dengan tantangan dan rintangan, dilingkupi berbagai rayuan dan godaan, sehingga perjalanannya menjadi tidak menyenangkan, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Baginda kita Nabi Muhammad Ssw, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik, bahwa (Surga itu dilingkupi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan, sementara neraka dilingkupi oleh hawa nafsu).

خُفَّتِ الجْنَةَّ ُبِالمْكَاَرِهِ وَخُفَّتِ النِّيْرَانُ بِالشَّهَوَاتِ (ملسم عن أنس بن مالك)

Oleh karena itu, perjalanan dan cita-cita besar ini membutuhkan tekad besar serta bekal yang memadai. Bekal utamanya adalah kebersihan jiwa dan kesucian hati, sebagaimana yang telah disinggung oleh Allah dalam surat: As-Syams: 9 sebagai berikut:

‰s% yxn=øùr& `tB $yg8©.y— ÇÒÈ
(Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu).

Jalan utama menuju kebersihan jiwa dan kesucian hati ini, adalah sebuah proses yang disebut oleh penulis buku yang ada di tangan pembaca dengan "Ibadah-ibadah hati".

Ibadah-ibadah zahir memang sangat penting dan menentukan bagi keselamatan manusia di dunia dan di akherat, namun demikian "ibadah-ibadah hati" lebih menentuka lagi, karena ibadah-ibadah zahir tersebut walau sudah terpenuhi syarat dan rukunnya secara sempurna, tetap tidak akan diterima oleh Allah jika tidak dibangun diatas ibadah hati yang benar dan sempurna. Sebagai contoh: shalat yang dilaksanakan dengan syarat dan rukun yang sempurna tidak akan diterima jika dilakukan tanpa keiikhlasan yang sempurna karena Allah.

Sebelas macam "Ibadah hati" yang dibahas penulis dalam buku ini, merupakan petunjuk teoritis dan praktis yang akan mengantarkan kepada kebersihan jiwa dan kebeningan hati, serta menjadi panduan dan peta petunjuk dalam perjalanan panjang kembali ke negeri asal (surga), karenanya layak dan penting untuk ditelaah, dijiwai dan direnungkan isinya, selanjunya dibumikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana ICMI Orsat Kairo sangat menaruh perhatian besar terhadap karya-karya ilmiah, dan problematika keummatan, juga sangat konsen terhadap permasalahan hati, yang juga merupakan akar dan kata kunci dari permasalahan bangsa kita saat ini, untuk itu dibentuklah dilingkungan Orsat Kairo sebuah sanggar yang secara intens mengkaji masalah Aqidah, Ibadah, dan akhlak, yang dinamakan Sanggar ABDIKA.

Buku ini adalah salah satu dari hasil karya ABDIKA untuk dihadiahkan kepada umat Islam, guna menjemput kebangkitan ulang Peradaban. Semoga bermanfaat dan selamat membaca !.

No comments: