5.04.2008

DETIK-DETIK MALAM YANG BERHARGA


"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS Al-Isra’ 17:79-80)

Dalam Al Qur’an, terdapat banyak ayat yang menuturkan tentang tahajud, perintah mengerjakannya dan keutamaannya.

Kata tahajud sendiri dalam bahasa Arab berarti begadang, sehingga makna tahajud adalah salat sunah di malam hari yang dilakukan sesudah tidur. Tahajud juga bisa disebut sebagai qiyamullail karena pelaksanaan waktunya malam hari.

Perbedaannya, jika tahajud hanya dilakukan sesudah tidur, qiyamullail bisa dilakukan sebelum maupun sesudah tidur. Selain itu, qiyamullail bisa berupa shalat atau amal ibadah lainnya, seperti tilawah, tasbih atau yang lainnya, sedangkan tahajud hanya berupa shalat saja.

Allah mensifati qiyamullail dengan firman-Nya: ”Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS Al-Muzzammil 73:6)

Dalam tafsir Al Azhar, Prof. Dr. Hamka menjelaskan ayat tersebut sebagai berikut: ”Karena di waktu malam gangguan sangat berkurang. Malam adalah hening, keheningan malam berpengaruh pula kepada keheningan fikiran. Di dalam suatu hadits Qudsi, Allah berfirman, bahwa pada sepertiga malam terakhir Allah turun ke langit dunia untuk mendengarkan keluhan hamba-Nya yang mengeluh, untuk menerima taubat orang yang taubat dan permohonan maghfirah (ampunan) hamba-Nya yang memohonkan ampun. Maksudnya ialah bahwa hubungan kita dengan langit pada waktu malam adalah sangat dekat.”

Tahajud maupun qiyamullail merupakan ibadah yang menghubungkan hati kita dengan Allah. Ketika suara-suara telah lenyap dan mata-mata telah terpejam serta orang-orang tertidur lelap di pembaringannya, orang yang melakukan qiyamullail menjauhkan diri mereka dari kasur-kasur empuk dan dipan-dipan mewah lagi nyaman untuk menghidupkan malam dengan berkhalwat berdua dengan-Nya.

Oleh karena itu, Allah menyanjung dan mengistimewakan mereka melalui firman-Nya: ”(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS Az-Zumar 39:9)

Rasulullah SAW sendiri selalu menjaga qiyamullail, selalu mengerjakan qiyamullail sampai telapak kaki beliau bengkak. Padahal, beliau telah mendapat jaminan ampunan bagi semua dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.

Ketika ditanyakan kepada beliau, maka jawabnya, ”Tidak pantaskah aku untuk menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Qiyamullail merupakan sunnah muakadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah dengan sabdanya, "Hendaklah kamu melaksanakan qiyamullail karena qiyamullail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita, sarana pendekatan kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan untuk melakukan qiyamullail karena di dalamnya terkandung kebaikan yang agung dan pahala yang banyak, dengan sabdanya, ”Sesungguhnya ada waktu di malam hari yang tidak seorangpun dari seorang hamba yang berdoa pada saat itu untuk memohon kebaikan kecuali pasti akan Allah kabulkan.” (HR. Muslim)

Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al Qur’an: ”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS Al-Isra’ 17:79-80)

Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” (QS Ath-Thuur 52:49)

”Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS Al-Insan 76:26)

Hamka menerangkan tentang tafsir ayat tersebut sebagai berikut: “Sholat lima waktu ditambah dengan tahajud di malam yang panjang itu adalah alat penting bagi memperkaya jiwa dan memperteguh hati di dalam menghadapi tugas berat melakukan dakwah. Sebab rasa dekat kepada Tuhan itulah sumber kekuatan sejati bagi manusia.”

Qiyamullail merupakan kenikmatan dan karunia dari Allah terhadap hamba-Nya yang shaleh yang Allah mudahkan untuk beribadah kepada-Nya.

Dengan qiyamullail, Allah akan memberi kekuatan. Dengan qiyamullail, Allah mengabulkan doa. Dengan qiyamullail, dapat menghapus keburukan, mencegah dosa dan menangkal penyakit. Dengan qiyamullail, dapat semakin mendekatkan kepada Allah. Dengan qiyamullail, Allah akan menggolongkan dalam ibaadurrahman. Dengan qiyamullail, Allah akan mengangkat ke tempat yang terpuji. Dengan qiyamullail, Allah akan memasukkan ke surga-Nya.

Termasuk tanda cinta kepada Allah adalah bermunajat kepada-Nya di keheningan malam. Sebagaimana ungkapan dari para ulama, ”Di dunia ini tidak ada waktu yang menyerupai waktu yang sangat di surga kecuali apa yang dirasakan oleh orang-orang shaleh di dalam hati mereka akan kenikmatan bermunajat kepada Rabb mereka.

Apabila malam telah gelap, Syadad bin Aus masuk ke kamar tidurnya, ia merasa gelisah, tidak bisa tidur, membolak-balikkan badannya bagaikan biji-bijian di atas penggorengan. Lalu, ia berkata, "Wahai Rabbku, sesungguhnya panasnya api neraka telah menghilangkan rasa kantukku." Lalu, ia bangun untuk melakukan shalat malam hingga pagi hari.

Apabila malam telah menjadi gelap gulita mereka bangun untuk shalat Maka, pagi pun datang sedang mereka masih dalam keadaan ruku Rasa takut telah menerbangkan kantuk mereka, maka bangun Saat orang-orang yang merasa aman di dunia tertidur pulas Sedang mereka sujud di kegelapan malam sambil terisak Suara tangis mereka meretakkan tulang-tulang rusuk

Wahai orang yang mendamba cinta-Nya, ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW beribadah di malam hari hingga kedua telapak kakinya bengkak. Para salafussaleh dan orang-orang pilihan umat ini pun selalu beribadah di malam hari. Jadikanlah qiyamullail sebagai prioritas kegiatan ibadahmu. Tidakkah Anda senang jika Anda dapat berdampingan dengan mereka di syurga Adn?

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang difirmankan-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS Adz-Dzariyat 51:15-18)

Hanya karena Allah-lah orang selalu terjaga di kala malam Hati yang dirundung takut dan pusing karena dosa tidak dapat tertidur Dengan tuangan air mata ia menangisi kesalahannya Dan malam pun tertutup dengan kehiruk-pikukkannya Sebagai penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukannya Kepada Raja yanga para raja tunduk dan patuh kepada-Nya Wahai Tuhan, tidak ada yang maha memaafkan dosa selain-Mu Hanya kepada-Mu-lah, wahai Tuhanku, orang yang mengosongkan dirinya mencari pengampunan-Mu, Wahai Tuhan, ampunilah hamba-Mu ini

----------


"KADER UMAT YANG KOMPETEN, SiAP MENGABDI DI MASYARAKAT UNTUK KEJAYAAN NEGERI" Sebuah Lontaran Ide Dari ICMI Orsat Kairo Untuk MASISIR
Oleh: M. Kholid Muslih, M.A

Mukaddimah
Kairo saat ini sedang sibuk menyongsong diadakannya sebuah perhelatan besar yaitu sebuah Lokakarya yang dimaksudkan menjadi starting point bagi peningkatan prestasi Mahasiswa Indonesia di Mesir, serta membangun penerimaan nasional yang lebih luas terhadap alumni-alumninya di masa yang akan datang.
Jika ditilik lebih dalam, momen ini merupakan tugas sejarah bagi Mahasiswa Indonesia di Mesir, dimana mereka akan menggambar masa depan dan menentukan nasib mereka sendiri.
Berbicara tentang peningkatan prestasi, tentu saja akan dihadapkan pada sebuah pertanyaan tentang makna prestasi itu sendiri serta pola pembinaan yang akan dilakukan untuk mencapai prestasi-prestasi tersebut.
Masalah peningkatan prestasi Mahasiswa Indonesia di Kairo, sebenarnya sudah menjadi perhatian orsat sejak beberapa tahun yang lalu. Orsat bahkan telah memiliki pandangan secara spesifik dalam hal ini yang dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul "Meniti Tangga-tangga Prestasi". Namun ketika masalah peningkatan prestasi ini diangkat kembali, Orsat melakukan penyegaran lontaran idenya, dan karena keterpanggilan untuk turut serta berkontribusi dalam perhelatan besar ini, berikut dipaparkan pandangan Orsat tentang pembinaan mahasiswa/i Indonesia yang dapat disimpulkan dalam diagram dibawah ini.



Panorama Mahasiswa Indonesia di Mesir saat ini
Sebelum merumuskan sebuah proyek apapun bentuknya, hal utama yang diperlukan adalah melakukan kajian terhadap kondisi obyektif saat ini proyek pembahasan tersebut dengan jeli, agar nantinya bisa dirumuskan solusi yang valid dan proporsional.
Ketika tema tentang peningkatan prestasi MASISIR ini kembali diangkat, tentunya diperlukan usaha untuk meneliti lebih jauh panorama real MASISIR saat ini. Sejauh pengamatan dan data yang diambil dari berbagai sumber, yang diantaranya dari (TOR) dan hasil diskusi di lingkungan Orsat, bisa disimpulkan bahwa Panorama Masisir yang dapat kami potret adalah sebagai berikut:
Pertama: Jumlah Mahasiswa 5.083 orang dengan Prosentase Kenaikan dan Kelulusan pada tahun akademik 2006-2007 sbb; Tahun I sebesar 48 %, tahun II sebesar 70%, tahun III sebesar 67%, tahun IV sebesar 37%, sehingga Rata-rata prosentase Kenaikan Tingkat sebesar 55,5%. Sementara prosentase kelulusan Tepat Waktu sebesar 60%. Dengan prosentase penyerapan dan penguasaan hanya berkisar (30-50%).
Kedua: Prestasi yang cenderung meningkat sebagai contoh: Tahun 2005-2006: Mumtaz 5 Mahasiswa/i, Jayyid jiddan 80 Mahasiswa/i, Jayyid 444 Mahasiswa, dengan rata-rata prosentase kenaikan hanya sebesar 48%, Sementara Tahun 2006-2007: Mumtaz 8 Mahasiswa/i, Jayyid Jiddan 132 Mahasiswa/i, jayyid 584 mahasiswa/i, dengan prosentase kelulusan mencapai 55,5%.
Ketiga: Kualitas Kemampuan bahasa Arab yang masih penuh tanda tanya, yang diantara indikatornya adalah : a. Kemampuan MASISIR yang relatif rendah dalam menformulasikan ide dalam bahasa arab yang baik, dalam bentuk tulisan maupun lisan, terutama dalam forum-forum ilmiah. B. Rendahnya prosentase penerimaan berbagai lembaga di Indonesia terhadap alumni Mesir dalam rekrutmen calon pengajar bahasa arab dan Dirasat Islamiyah. Alumni Mesir relatif tersisihkan bila dibandingkan dengan tingkat penerimaan berbagai lembaga Pendidikan di Indonesia terhadap alumni (LPBA dan berbagai Universitas Di Saudi Arabia).
Keempat: Terdapat banyaknya organisasi (sekitar 86 organisasi) yang garapannya sangat beragam, hal ini pengejawantahan riel dari keragaman potensi yang tidak ternilai harganya, namun tampaknya kurang terorganisir dengan baik, sehingga seringkali terjadi irisan-irisan (pengulangan) dalam anggota, dana maupun kegiatan.
Kelima: Kondisi Mentalitas dan Moralitas yang cenderung menurun, diantara indikatornya adalah sbb: a. Rendahnya frenkuensi Kehadiran dalam kuliah, b. Lemahnya semangat thalabul ilmi sehingga acara-acara non ilmiah masih lebih diminati, dibanding acara-acara hiburan dan olah raga, c. Tingkat Ketahanan dan kesabaran yang masih rendah, sehingga sering muncul budaya sering mengeluh dan mengkambinghitamkan lingkungan, d. Rendahnya semangat membaca, e. Lemahnya kemampuan memanage diri, f. Sekala prioritas yang masih kabur, g. Munculnya fenomena pergaulan yang tidak dibenarkan secara syar’i dan beberapa akhlaq yang tidak terpuji lainnya.
Landasan Berfikir
Usaha peningkatan prestasi didasari oleh beberapa hal mendasar yang diantaranya adalah:
Al-Quran Surat: 58: 11 ("Allah akan mengangkat derajat orng-orang yang beriman dan berilmu diantara kalian beberapa derajat."), Al-Quran Surat: 13: 11 (“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri yang mengubah apa-apa yang ada dalam diri mereka.”), Al-Quran Surat: 10: 122 ("Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya"), dan Al-Quran Surat: 31: 20 (“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.")
Juga Al-Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah: (Menuntut Ilmu merupakan kewajiban bagi seorang Muslim").
Hal lain yang menjadi landasan bagi upaya ini adalah adanya keterbatasan (waktu, dana dll), tantangan masa depan yang semakin komplek sehingga membutuhkan kader yang memiliki bekal pengabdian diatas rata-rata, tabiat kehidupan adalah Perjuangan sehingga Kesuksesan harus dicari dan dikejar, tidak datang dengan sendirinya, lekatnya tanggung jawab Masisir sebagai kader umat dan Bangsa, adanya persaingan yang semakin ketat dan kuat; berhenti, lengah sejenak akan tergilas dan pemenangnya adalah para pemilik (tekad) yang kuat.
Semua hal tersebut diatas merupakan landasan utama mengapa Masisir harus bekerja keras untuk meningkatkan dirinya, sehingga nantinya mampu dan terampil menjawab berbagai permasalahan saat mengabdikan dirinya di masyarakat setelah kepulangan mereka ke tanah air. Dan semua itu harus dimulai dari sebuah tekad yang kuat. Lokarkarya yang akan digelar bulan depan ini merupakan momen yang tepat untuk memulai tekad besar tersebut untuk sebuah perubahan yang besar.
Visi
Memperhatikan hal diatas, misi yang tepat untuk diusung dalam perhelatan besar ini adalah: "Kader Umat yang Kompeten, siap mengabdi di Masyarakat untuk kejayaan Negeri."
Misi
Misi yang dapat dijabarkan dari visi diatas diantaranya sebagai berikut: 1. Meningkatkan prestasi Mahasiswa/i baik (akademis maupun non akademis). 2. Meningkatkan integritas mental dan moral, 3. Terciptanya soliditas organisasi dan dinamika MASISIR yang mendukung prestasi. 4. Menyiapkan seluruh perangkat yang diperlukan untuk sukses mengabdi di masyarakat. 5. Membangun penerimaan nasional yang lebih luas terhadap alumni Mesir.
Sasaran dan Target
Sementara sasaran dan target yang ingin diwujudkan dalam upaya besar ini diantaranya: 1. Tercapainya prosentase kenaikan dan kelulusan akademis hingga 90%, 2. Terbentuknya kader-kader umat yang memiliki: a. wawasan keilmuan yang integral, b. Integritas mental dan moral yang kuat, c. Fisik yang kuat, d. Spesialisasi yang mantap dalam bidang tertentu, e. Serta keterampilan yang cukup sebagai bekal mengabdi di masyarakat, 3. Terwujudnya dinamika Organisasi Masisir yang mendukung prestasi, serta 4. Terbangunnya penerimaan nasional yang lebih luas terhadap alumni Mesir.
Kendala internal
Beberapa kendala yang sampai saat ini dirasa masih menjadi permasalahan dalam mewujudkan program besar ini diataranya: 1. Masih rendahnya motivasi dalam mengikuti perkuliahan dan kegiatan-kegiatan keilmuan secara umum, 2. Rendahnya kualitas penguasaan sebagian besar mahasiswa/I terhadap bahasa arab, 3. Banyaknya organisasi yang kurang mendukung kesuksesan prestasi, 4. Semakin mengentalnya sikap primordial dan sektarian yang mengakibatkan lambatnya peningkatan cakrawala berfikir dan pengembangan bahasa.
Kendala eksternal
Disamping itu terdapat beberapa kendala eksternal yang diantaranya: 1. Terlambatnya kedatangan Mahasiswa Baru, 2. Terlambatnya turunnya Diktat, 3. Sistem pendidikan di Al-Azhar yang tidak mewajibkan adanya absensi dalam kuliah, 4. Sebagian besar dosen menggunakan bahasa pengantar amiyah, 5. Fasilitas perkuliahan yang sedikit kurang memadai, 6. dan Jauhnya tempat tinggal dari tempat perkuliahan, 7. serta adanya ancaman keamanan bagi mahasiswa akhir-akhir ini.
Peluang
Disamping kendala internal dan eksternal sebagai disebut diatas, terdapat banyak sekali peluang yang bisa dijadikan modal peningkatan prestasi bagi mahasiswa Indonesia di Mesir ini, yang diantaranya: 1. Banyaknya majelis-majelis talaqqi ilmu, 2. Banyaknya masyayikh dan Doktor yang siap membagi ilmunya dalam berbagai disiplin ilmu dengan tulus, 3. Banyaknya Huffadz wal Qurra’, 4. Banyaknya marakiz ta’lim lughah arabiah (Pusat pengajaran Bahasa Arab bagi orang asing), 5. Banyaknya referensi dari berbagai disiplin ilmu, baik diperpustakaan maupun di toko buku, 6. Banyaknya para muhsinin, 7. Keberagaman potensi, dan dinamika MASISIR yang kreatrif dan positif, 8. Dukungan penuh dari Pemerintah RI (KBRI), 9. Tanggapan positif pihak azhar, 10. Dan kesiapan mahasiwa/I untuk berubah diri dan survive.
Strategi
Mempelajari kondisi obyektif MASISIR, kendala, peluang dan tantangan yang dihadapi mereka, maka Orsat mengusulkan 4 Strategi pokok sebagai berikut:
1. Integralitas pembinaan berbasis target dan sasaran; dimana pembinaan harus mencakup seluruh dimensi manusia, agar tidak terjadi ketimpangan: Keilmuan, Ketrampilan, Moral (Mental)-Spiritual, serta Fisik, serta terbangunnya sepesialisasi dan keahlian khusus dalam bidang tertentu. Seperti tergambar dalam diagram berikut:

2. Multi sarana; dimana pembinaan yang dimaksud harus menggunakan berbagai macam sarana yang dimungkinkan, yang diantaranya: Ta’lim-Talaqqi (Pengajaran), Tatsqif (Pengambangan wawasan), Dan Tadrib (Pelatihan), Ta'lim dzati (Otodidak), Tasmi' (setoran). Dll
3. Bertahap dan Kontinyu; dimana pola pembinaanya dirancang bertahap tahun demi tahun, dan merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya)
4. Pola Pengelolaan yang sinergis (dimana target-target yang akan dicapai harus diemban oleh berbagai organisasi (secara profesional dan proporsional) dengan menghindarkan sedapat mungkin pengulangan-pengulangan. Di sini Semuanya elemen masyarakat dan organisasi harus mengetahui posisi dan garapannya, selanjurnya mengambil peran yang sesuai dengan tabiat organisasinya.
Implementasi
Implementasi dari strategi diatas –secara singkat- dapat digambarkan sebagai berikut:
Target dan Sasaran
STRATEGI
Integralitas pembinaan
Tahapan dan
Kontinyuitas
Multi Sarana
Pola pengelolaan Yang sinergis
Meningkatnya prosentase kenaikan Dan kelulusan hingga 90%
Keilmuan (akal)
S1-dan Tamhidi S2
Multi sarana
Senat-PPMI, Syatii, almamater, kekeluargaan
Terbentuknya kader yang memiliki
(a). wawasan keilmuan yang integral (ulama' al-mujtahid)
Keilmuan (akal)
S1-S2-S3
Kajian, penelitian, seminar, diskusi
Senat, Kelompok kajian fakultatif dan kelompok studi umum, afiliatif (ICMI, PCNU, PCIM, PERSIS)
(b). integritas mental dan moral
Mental-Moral
(Hati dan Emosi)
S1-S2-S3
Kajian dan Pelatihan
Bagian Rohani/Pembinaan anggota kekeluargaan- al, ABDIKA-ICMI, Thariqah PCNU, KADERISASI PKS,
(c). keterampilan yang cukup sebagai bekal pengabdian di masyarakat
Ketrampilan (Fisik-Motorik)
S1-S2-S3
Pelatihan
PPMI, Afiliatif, Jurnalistik, Organisasi profesional (Seperti FLP, sanggar seni, sanggar tarjamah, )
(d). Fisik yang kuat
Fisik
Semua level
Pelatihan
Bagian Olahraga masing-masing organisasi, Tapak suci (PCIM), Kepanduan PIP PKS
(e). Terwujudnya kader yang memiliki spesialisasi tertentu di bidangnya
Spesialisasi (Semua bidang)
S2-S3 untuk akademis,
Studi akademis hingga Phd, pelatihan.
Masing-masing individu
Terwujudnya penerimaan yang lebih luas di tingkat nasional terhadap alumni Mesir
Semua bidang
Out put (Pasca Studi)
Membangun jaringan
PPMI-Org. Afiliatif (ICMI, NU, Muhammdiyah, PERSIS) -KBRI-PEMDA-DEPAG, Para Alumni Mesir.
Karena keterbatasan disini hanya bisa disampaikan contoh implementasi strategi dari target pertama, yaitu: "Mengangkat prosentase tingkat kelulusan hingga 90%" (sementara untuk target dan sasaran lainnya, akan kami publikasikan dalam sebuah booklet khusus).
Target ini jika ditinjau dari segi integralitas pembinaan termasuk dalam kategori keilmuan (akal), dapat dicapai minimal melalui 4 kompetensi pokok dan beberapa sarana pendukung. 4 kompetensi tersebut adalah: 1. Kompetensi Al-Quran, 2. Kompetensi bahasa, 3. Kompetensi penguasaan Diktat 4. Kompetensi Khot (tulisan yang bagus dan standar).
Kompetensi Al-Quran dengan indikator keberhasilan: Memiliki bacaan dan hafalan al-Quran yang bagus, dapat direalisaasikan melalui pengadaan program tahsin dan tahfidz al-Quran dengan menghadirkan para huffadz dan qurra' dari Mesir sebagai tempat penyetoran hafalan dan tahsin (perbaikan bacaan Al-Quran Mahasiswa/i). Sarana lain adalah dengan menganjurkan para Mahasiswa untuk saling menyetor dan mentasmi' hafalannya sesama teman. Program ini bisa digarap secara sinergis oleh: IPQI, bidang keilmuan kekeluargaan dan al-mamater dan Syatibi Center. Ini yang dimaksud dengan (pola pengelolaan yang sinergis).
Untuk kompetensi bahasa arab, dengan indikator keberhasilan: Mampu menuangkan ide dan pemikiran dalam tulisan dan lisan dengan baik yang bisa difahami oleh orang Mesir. Ini dapat direalisasikan melalui beberapa program berikut: 1. mengadakan tes levelisasi masal untuk mahasiswa yang baru datang, sehingga dapat diketahui standar kemampuan masing-masing, bagi yang hasil tesnya dibawah standar dianjurkan dan di dukung untuk mengikuti program pelatihan bahasa (kursus), 2. diadakan pekan bahasa (tasyji' allughah) dengan target agar mahasiswa segera meninggalkan bahasa daerah dan bahasa indonesia utuk kemudian mempratekkan bahasa arab setiap hari selama di mesir terutama dengan penduduk setempat atau teman kuliah, 3. diadakan short couse tentang bahasa 'amiyah sebagai modal memahami penyampain para pengampu materi (para duktur) yang mayoritas menyampaikan materinya dengan bahasa pengantar 'amiyah. Sementara untuk mahasiswa tahun ketiga dan seterusnya dianjurkan untuk menulis artikel, berdiskusi, serta menghadiri ceramah-cermah umum dalam bahasa arab, serta anjuran untuk mengikuti setiap lomba karya tulis berbaha arab yang sering diadakan oleh berbagai lembaga di Mesir, atau mengadakan lomba seperti itu di lingkungan lembaga-lembaga Mahasiswa dan KBRI, dan menganjurkan semua organisasi untuk menggunakan bahasa arab dalam surat-menyurat (administratif), mengadakan cerdas cermat berbahasa arab, .
Kompetensi tulisan (khot), dengan indikator keberhasilan: Memiliki tulisan arab (khot) yang bagus sehingga bisa dibaca oleh dewan pengoreksi ujian. Meskipun terkesan sederhana, kompetensi khot ini sangat penting. Berdarkan beberapa kesan yang kami dengar dari para dosen, tulisan mahasiswa indonesia mayoritas kecil-kecil dan tidak rapih sehingga susah dibaca oleh dewan pengoreksi. Untuk merealisasikan kompetensi ini dapat diadakan kursus khot singkat menjelang ujian, dan kursus khot secara berkala dan kontinyu. Program ini bisa digarap oleh (Afanin-ICMI Orsat Kairo dan ma'ahid khot di Mesir) dengan bekerja sama dengan organisasi kekeluargaan, almamater dan senat.
Kompetensi penguasaan diktat, dengan indikator mampu membaca diktat, memahami, dan mengungkapkan dalam tulisan maupun lisan. Targetnya mampu menjawab soal-soal ujian (syafawi maupun tahriri) dengan baik. Ini dapat direalisasikan dengan cara: anjuran untuk selalu menghadiri kuliah, membentuk kelompok belajar (Bagi yang memiliki bahasa di atas standar), dan bimbingan belajar bagi yang masih memiliki kemampuan dibawah standar oleh (dosen Mesir maupun mahasiswa Indonesia), diadakan orientasi tentang keazharan, perkuliahan serta oreientasi menghadapi ujian. (ini bisa digarap oleh Syatibi Center, senat, organisasi kekeluargaan, almamater).
Dengan lontaran konsep diatas diharapkan masing-masing Mahasiswa/i dan organisasi memiliki gambaran yang utuh tentang apa yang harus dilakukan dan dikerjakan, sehingga terjadi sinergis di lingkungan MASISIR, antara selurh organisasi Pemerintah (KBRI), para pemegang kebijakan di Indonesia, dan Para Alumni yang telah kembali ke tanah air. Sehingga cita-cita besar MASISIR untuk turut serta: "Membangun Kejayaan Negeri", bukan merupakan hayalan kosong belaka. Wallahu A'lam.