5.24.2007

Membangun Komunikasi Yang Efektif (Vol. II)

1. Proses komunikasi terjadi ketika (A) (Pengirim) ingin mengirim pesan tertentu kepada (B) (Penerima). Jika pesan ini berkesan, dapat ditangkap dengan sempurna, serta melahirkan feed back yang positif, maka komunikasi ini dianggap berhasil.

2. Menurut ahli managemen dalam proses komunikasi antara pengirim pesan (A) dan penerima (B) terdapat pos penjagaan (1), dan penjaga pos tersebut (satpam) (2). Sebelum pesan terkirim sampai ke penerima, pembawa pesan ini harus memasuki proses pengecekan, di pos penjagaan oleh para penjaga (satpam). Jika ada hal-hal yang mencurigakan maka satpam akan meningkatkan intensitas pengecekannya. Dan jika terbukti secara nyata bahwa pengirim membawa hal-hal yang dilarang secara undang-undang yang diletakkan oleh pihak penerima, maka pesan pesan dan pengirimnya akan tidak diperkenankan masuk alias ditolak.

3. Justru yang menjadi pos penjaga (yang menjadi penghalang awal sampainya pesan kepada penerima) adalah hal-hal yang diletakkan sendiri oleh si pengirim (A), atau karena ada cacat dalam pesan itu sendiri, atau ada kesalahan dalam pemakaian sarana penyampaian. jadi ada beberapa hal yang menyebabkan pesan tidak terkirim, atau tidak sampai ke penerima, penyebabnya muncul dari diri pengirim, pesan itu sendiri atau sara yang dipergunakan.

4. Contoh penyebab yang muncul dari sang pengirim diantaranya, sikap angkuh, cara penyampaian yang tidak simpatik, bahkan penampilan sang pengirim yang tidak mengesankan, gayanya dan seterusnya. Hal-hal seperti ini bisa menjadi penyebab gugurnya misi sampainya pesan kepada penerima secara prematur. Sehingga dari awal penerima pesan melihat sang pengirim sudah ada kesan penolakan.

5. Bisa jadi pesan itu sendiri yang menjadi penyebab ditolaknya pesan itu, seperti bahasa pesan itu sendiri yang jelimet, sudah difahami, berbelit belit, menggunakan bahasa yang tidak lazim digunakan oleh komunitas penerima. Semua itu bisa menjadi penyebab pesan tersebut ditolak mentah-mentah –bahkan- diawal penerima mendengar pesan tersebut.

6. Mungkin sang pengirim sangat simpatik, energik, mengesankan dan memukau, pesannya pun sangat baik, pilihan kata-katanya pun sudah sangat pas, tapi sarana yang dipilih oleh pengirim untuk mengantarkan pesan tersebut terkadang kurang pas dan tepat. Ini juga bisa menjadi penyebab penolakan. Seperti jika sang pengirim ingin mengirimkan pesan kepada penerima (yang merupakan kalangan awam) dengan sarana email, tentu saja akan menjadi penghalang sampainya pesan tersebut. Contoh lain, Kepada orang yang tidak suka hal-hal yang berbau ilmiah, pesan disampaikan dengan cara memberi hadiah buku bacaan yang tebal dan berat bahasanya, tentu buku itu hanya akan jadi pajangan di kamarnya, dan selamanya tidak akan disentuh dan dibaca, sehingga pesanpun tidak mungkin sampai.

7. Nah, dengan demikian gagalnya sampainya pesan kepada penerima juga penyebabnya muncul dari diri pengirim, atau dari pesan itu sendiri atau sarana yang dipakai. Bisa juga dua diantara tiga hal tersebut, atau ketiga-tiganya ada secara bersamaan. Dalam kondisi seperti ini, tidak usah heran jika, pesan kita ….. pergi besama hembusan angin.

…… Masih berlanjut…..