5.31.2007

Mencari Buku Lewat Internet

asssalamu'alaikum Wr. Wb

Untuk mencari buku, memilikinya, saat ini tidak harus dengan membeli, anda juga bisa men download lewat beberapa situs yang sengaja mempersembahkan buku-buku tersebut untuk halayak.

situs-situs seperti ini sudah mulai banyak kita dapati di internet, dari yang bersifat umum sampai yang memililiki spesifikasi tertentu, baik sepesifikasi pengarang maupun spesifikasi bidang kajian.

diantara wibe yang bersifat umum diantaranya : www.al-mostafa.com, juga anda bisa buka melalui www.almeshkat.net.

www.alwihdah.com, sebenarna juga bersifat umum, tapi ia memiliki spesifikasi kajian yang mengarah kepada rekonsiliasi antara madzhab. tapi berbagai bidang kajian bisa kita dapati di sana, dari ushul fikih, fikih, filsafat dan etika, al-quran, ulumul quran, ulumul hadis, bahkan kita bisa mendapati bidang muqaranat adyan. dan seterusnya.

beberapa situs yang mencoba untuk konsentrasi dalam kajian tertentu seperti www.kotob.has.it. wibe ini ingin mengetengahkan kepada para pembaca bidang kajian muqarat adyan. bagi yang sedang menulis bahs tentang kajian krestologi, atau yahudiah, bisa dengan puas mendownload buku-buku di situs ini.

bagi anda yang sedang membahas tentang Imam ghazali, maka anda bisa membuka buku-buku imam ghazali dalam situs : www.ghazali.org. disini anda bisa membuka atau mendownload berbagai buku sang hujjatul islam ini, yang barangkali sudah sulit didapat di toko buku.

dari situ-situs tersebut anda akan terus ditunjukkan kepada berbagai situs lain. dalam www. al-mostafa.com misalnya, disebelah kanan buku yang akan anda download anda ditunjukkan referensi asli dari mana www.al-mostafa.com mengambil.

terkadang referensi itu ditulis dihal pertama bagian bawah dari buku yang kita download.

apa yang disajikan oleh situs-situs tersebut, jika dijumlah memuat beribu-ribu buku dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

dengan adanya layanan situs-situs semacam ini, akan membantu para peneliti, terutama ikhwah dan akhwat yang sedang menulis risalah, atau yang ingin membuat bahas, sehingga bisa mempercepat proses penyelesaian, dan yang lebih penting lagi bisa menghemat uang saku kita. atau bahkan bisa menjadi salah satu solusi bagi yang memiliki dana terbatas untuk membeli referensi, ..... ya seperti saya ini .......

Bagi ikhwah dan akhowat yang telah mendownload saya menganjurkan untuk saling sharing, satu sama lain, agar kita tidak menghabiskan waktu-waktu kita untuk kepentingan ini.

Selamat menikmati layanan situs buku ..... semoga bermanfaat.

5.30.2007

Agar Tanaman Kita Berbuah Manis (I)

Para pembaca yang budiman ....

Nilai adalah tolak ukur yang akan menjadi pijakan gerak langkah individu dan masyarakat. Gerak yang berpijak pada nilai, iramanya sungguh mempesona, indah dimata, dan enak dirasa.

Justru untuk penancapan nilai inilah Rasul diutus "Inna Buitstu li utammima makaarimal akhlaq". (Sesungguhnya untuk sebuah penyempurnaan nilai inilah aku diutus).

Tapi menanam benih-benih nilai, tidak semudah menanam benih kerusakan, karena hanya dengan ditebar, benih kerusakan itu sudah bisa tumbuh bagai ilalang, bahkan terkadang ia menyebar bersama dengan arus angin bertiup, tanpa ada yang mengendalikannya. Tapi tidak demikian dengan proses menanam benih-benih kebaikan.

Berikut beberapa langkah, bisa dijakikan arahan dalam menanamkan benih-benih kebaikan ditengah masyarakat, agar benih-benih itu nantinya tumbuh dengan buah yang manis rasanya.

Selamat membaca. Semoga bermanfaat .......


Jika anda Ingin Menanam Sebuah Nilai

Bagaimana Menanam Sebuah Pemahaman atau Nilai agar buahnya manis rasanya, agar citra rasanya menyenangkan semua orang ?

Langkah Awal

Pertama, tentukan nilai apa yang ingin anda tanam :
Apakah pemahaman atau nilai yang ingin anda tanam , adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan hamba dengan dengan Allah ?
Atau hubungan hamba dengan dirinya sendiri ?
Atau hubungan hamba dengan orang lain ?

Jika nilai yang kita inginkan, akan kita tanam dihati orang-orang dewasa, maka perlu diperhatikan 3 hal berikut:
1- Kaitkan selalu dengan akidah
2- Untuk meyakinkan mereka jangan lupa untuk selalu mempergunakan kekuatan logika
3- kaitkan selalu dengan perubahan lingkungan

Ketika anda ingin menanamkan nilai, ingat bahwa proses yang akan anda lakukan tidak akan banyak berbeda dengan proses anda menanam sebuah tanaman.

Dalam proses bercocok tanam, anda membutuhkan hal-hal berikut :
- Anda membutuhkan benih
- Anda membutuhkan lahan yang subur
- Anda membutuhkan perawatan (pembajakan, pengairan, pemupukan, pembasmian hama)
- Anda juga membutuhkan udara yang bersih

Dalam proses penanaman nilai anda juga membutuhkan hal-hal berikut :
- Anda membutuhkan nilai yang akan ditanam
- Anda membutuhkan obyek yang subur
- Anda juga membutuhkan usaha keras, karena anda akan melewati proses penyiapan, proses Perawatan dan proses marketing ...dst...
- Serta anda juga membutuhkan lingkungan yang bersih dan bebas hama


.................... Berlanjut ....................

كيف الوصول إلي مرتبة الإحسان

الإحسان لغة : هو فعل ما هو حسن، مع الإجادة في الصنع. وشرعا : أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه، فإنه يراك

فهو إذن فعل ما ينبغي أن يفعل من الخير فضلا ومحبة، والأفضل أن يكون ذاتيا دائما دون نقص أو انقطاع، لأنه عمل بالفضائل، ولأنه قربة إلى الله تعالى.

وجاءت مادة "حسن" في القرآن الكريم بجميع صيغها ما يقرب من مائة وخمس وتسعين مرة منها اثنتا عشرة مرة بلفظ "إحسان" وهذا دليل على أهمية هذا المقام في الإسلام ، حيث أمر به الله عز وجل في مثل: {إن الله يأمر بالعدل والإحسان}(النحل:90).

ويقوم الإسلام على ثلاثة أمور: الإسلام والإيمان والإحسان. فالإحسان: جزء من عقيدة المسلم، كما دل عليه حديث جبريل وهو متفق عليه، فقد سأل جبريل عليه السلام عن هذه الثلاثة، وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم في نهاية الحديث : هذا جبريل أتاكم ليعلمكم أمر دينكم" فسمى الثلاثة دينًا، وفى الإجابة عن الإحسان قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "الإحسان أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك" رواه البخاري.

وأوضحت السنة النبوية أن الإحسان كالروح يجب أن يسرى في كل أمور المسلم، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: "إن الله كتب الإحسان على كل شيء.." رواه مسلم. فتقوم حياة المسلم كلها على الإحسان في كافة أمور حياته، في سلوكياته وعبادته وأموره المختلفة، ونذكر من جوانب الإحسان على سبيل المثال :

والإحسان في العبادات: يكون باستكمال شروطها وأركانها، واستيفاء سننها وآدابها ، مع استغراق المؤمن في شعور قوى بأن الله عز وجل مراقبه حتى لكأنه يراه تعالى، ويشعر باًن الله تعالى مطلع عليه ، كما جاء في حديث جبريل.

والإحسان في باب المعاملات: يكون ببر الوالدين، من حيث طاعتهما، وإيصال الخير إليهما، وكف الأذى عنهما، والدعاء والاستغفار لهما، وإكرام صديقهما، وإنفاذ عهدهما. قال تعالى: {واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا وبالوالدين إحسانا}(النساء :36)، ثم ذكرت الآية ثمانية أصناف أخرى يجب لها الإحسان وهى بنص: {وبذي القربى واليتامى والمساكين والجار ذي القربى والجار الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت أيمانكم}(النساء:36).

وقد ورد توجيه نبوي في الإحسان إلى الخادم، وذلك بإعطائه أجره قبل أن يجف عرقه، وبعدم تكليفه ما لا يطيق. فإن كان مقيمًا بالبيت فليأخذ حقه من الطعام والكساء، كما في حديث أبى هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "إذا أتى أحدكم خادمه بطعام، فإن لم يجلسه معه، فليناوله لقمة أو لقمتين، أو أكلة أو أكلتين، فإنه وَلِى علاجه" رواه البخاري.

أما عن الإحسان في العلاقات الاجتماعية، فقد أمر به الإسلام بالنسبة للزوجة في حسن معاملتها وإيفائها كافة حقوقها وحسن عشرتها، والاحتكام إلى أهلهما إن اختلفا، وعدم الإضرار بها بوجه من الوجوه كما ورد فما غير آية من القرآن وفى قوله صلى الله عليه وسلم :"استوصوا بالنساء خيرًا فإنهن عندكم عوان". وقوله صلى الله عليه وسلم: "خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي" أخرجه الترمذي.

وهكذا يتنوع الإحسان تبعا لأحوال الآخرين : فهو للأقرب ببرهم والرحمة بهم والعطف عليهم مع الأقوال والأفعال الطيبة. ولليتامى بصيانة حقوقهم، وتأديبهم، وتربيتهم، وعدم قهرهم. وللمساكين بسد جوعتهم، وستر عورتهم، والحث على إطعامهم، وإبعاد الأذى والسوء عنهم.

ولأبناء السبيل بقضاء حاجتهم، وصيانة كرامتهم وبإرشادهم و هدايتهم. ولعامة الناس بالتلطف في القول، والمجاملة في المعاملة، مع الأمر بالمعروف والنهى عن المنكر، ورد حقوقهم، وكف الأذى عنهم. والإحسان للحيوان بإطعامه إذا جاع، ومداواته إذا مرض، والرفق به في العمل، وإراحته من التعب.

والإحسان في العمل، إنما يكون بإجادته، وإتقان صنعته، مع البعد عن التزوير والغش، روى في الحديث النبوي : "إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه" والإتقان إحسان الصنع.

هكذا تكون حياة المسلم سلسلة من الإتقان والتميز والبر في كافة أمور حياته بما يعود عليه وعلى مجتمعه وأمته بالنفع .. رزقنا الله الإحسان والإخلاص في القول والعمل .. اللهم آمين.
الدكتور عبد اللطيف العبد، أستاذ الفلسفة والفكر الإسلامي بكلية دار العلوم، جامعة القاهرة

5.27.2007

AGAR TANAMAN KITA BERBUAH MANIS

Ass.
Para Pembaca yang budiman ...
Nantikan silsilah selanjutnya, berjudul Agar Tanaman Kita Berbuah Manis ....

Semoga Allah memberikan kami kekutan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi para pembaca, sementara kami adalah orang pertama yang bisa memanfaatkannya.

ws.
Chaled.ms@gmail.com

Membangun Komunikasi Yang Efektif (Vol. III)

1. Perlu diingat bahwa selain factor diatas ada dua factor lagi yang sangat berperan dalam mensukseskan komunikasi, yaitu lingkungan dan kemungkinan adanya gangguan.

2. Untuk mengukur keberhasilan komunikasi yang kita lakukan, bisa dengan mengukur feed back yang diberikan oleh penerima, dalam mensikapi pesan yang dikirim kepadanya. Feed back ini ada tiga macam: 1). Feed back penyempurna; yaitu penyikapan positif terhadap pesan. 2). Feed back berlawanan; yaitu penyikapan negative terhadap pesan, (penolokan dengan segala tingkatannya). 3). Ada juga feed back yang tidak begitu jelas, yang berada diantara kedua macam feed back diatas.

3. Jika feed back yang diberikan penerima berupa feed back penyerpurna, maka bisa diukur bahwa pesan yang kita kirim bisa ditangkap dan dimengerti dengan baik, selanjutnya bisa dilakukan langkah atau tindakan berikutnya, sebagai penyempurna komunikasi tersebut.

4. untuk mencapai target ini, disarankan bagi pengirim pesan untuk memperhatikan 3 hal pokok, yaitu : 1). Lingkungan dimana penerima akan menerima pesan 2). Perhatikan beberada penghalang, pengacau yang akan menjadi penghambat bahkan penyebab gagalnya sampainya pesan, 3). Perhatikan kecenderungan penerima, alur dan trend pemikirannya, watak dan karakternya, hobi dan kesukaannya, bahasa dan tingkat sosialnya, dan seterusnya.

5. Dalam hal ini, Rasulullah sangat menganjurkan kita agar selalu memperhatikan hal-hal diatas, seperti sabda beliau :

خاطبوا الناس علي قدر عقولهم ، أتريدون أن يكذبوا الله ورسوله .


Ketika Rasulullah dipanggil oleh seorang A'rabi, yang bertabiat keras dan lantang dalam berbicara, ( Yaaa Muhammaaaaad ! ) Rasulullahpun menjawab dengan suara lantang seraya berkata: ( Haaaa uummm .... artinya saya disini ) dengan bahasa dan nada yang sama.

Bahkan Allah sangat memperhatikan hal tersebut sehingga, tatkala mengutus seorang Rasul kepada sebuah kaum, Allahpun mengutus mereka dari bangsa mereka sendiri (alam ya'tikum Rusulun minkum ... ) kata-kata minkum menunjukkan bahwa para Rasul ini bukan orang asing dilingkungannya, perasaan tidak terasing ini akan melahirkan penerimaan dengan cepat.

6. Para penerima pesan ( Islam ) yang ingin kita sampaikan, juga beragam dan bertingkat-tingkat; Ada yang 1). Senang terhadap Islam dan Dakwah 2). Ada yang senang terhadap Islam tidak dengan dakwah, 3). Pasif, tidak begitu suka dengan Islam juga dengan dakwah tapi juga tidak memusuhinya, 4). Penentang keras Islam dan Dakwah.

7. agar pesan yang ingin kita sempaikan bisa mendapat sambutan positif kita harus bisa mensikapi tipe-tipe masyarakat di atas dengan cerdas, dengan berusaha hadir dilubuk hari hati mereka melewati pilihan pintu-pintu berikut :

1). Pintu Iman
2). Atau Pintu rasionalisme
3). Atau dengan menantang mereka dengan argumentasi yang kuat seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Namrud, hingga ia terdiam.
4). Bisa melalui pintu emosional, dan kelembutan perasaan, seperti yang dilakukan oleh Nabi Saw. Kepada para Anshar, Tatkala mereka merasa tidak puas dengan cara Nabi membagi barang rampasan perang; dimana mereka bertanya-tanya kepada Nabi justru membagi harta tersebut kepada orang-orang yang baru masuk Islam bukan kepada mereka. Disini, Nabi mengumpulkan mereka, lalu berpidato, menggelitik sisi emosional dan kehalusan perasaan mereka, seraya berkata ..... Ingatlah kalian......ketika .....Ingatlah kalian tatkala...... diulang-ulangnya kata-kata berkali-kali seraya menyebutkan peristiwa-peristiwa besar yang diberikan oleh para Anshar...... lalu ditutup dengan berkata: ..... setelah kebaikan-kebaikan yang kalian lakukan itu....... mengapa kalian iri dengan secuil dunia yang tidak berarti ........ dan menghancurkan kebaikan-kebaikan yang pernah kalian lakukan......lalu merekapun terdiam seraya rela dengan apa yang dilakukan oleh bagianda Nabi besar kita ( disini rasul mempermainkan perasaan, yang jika disingggung mayoritas atau sebagian komunitas yang memiliki ketajaman dan kepekaan perasaan ini akan segera menerima pesan yang kita kirim).
5). Ada juga pintu lain yang bisa dijadikan jalan, agar pesan yang kita sampaikan sampai kealamat yang dituju, yaitu. (istirsarat al-qiyam, atau apa yang disebut, masaafat fi muntashaf thariq).

8. Untuk menunjang suksesnya penyampaian pesan ini, seorang pengirim membekali diri dengan beberapa hal berikut :
a. Ketrampilan berbicara dan meyakinkan orang lain
b. Ketrampilan menulis
c. Ketrampilan berkomunikasi
d. Ketrampilan bahasa tubuh dan penggunaan isyarat
e. Ketrampilan tersenyum
f. Ketrampilan berinteraksi dengan berbagai tipe manusia (penentang, orang yang lembut, proaktif, pasif, cerewet, orang yang suka menolong, perasa, pengacau, dan seterusnya).

9. semua poin diatas membutuhkan pelatihan dan training secara terpisah serta penerapan yang terus kontinyu. Agar pesan-pesan yang kita kirim sampai dengan baik kepada para penerima. Ya Rait (Allahummaj'al a'malana shaliha waliwajhika kholisha, wala taj'al lianfunina wala ghairika sabiilan birahmatika Ya Arhamarrahimin).

....................... Selesai .....................