4.19.2008

MERAWAT ANUGRAH CINTA

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

1- Hari ini kita hadir bersama, untuk ikut serta merasakan kegembiraan saudara kita seiman dan seagama .... sebangsa, setanah air dan seperjuangan.
2- Kebahagiaan ... ya kebahagiaan ... keterharuan dan kesyukuran ... yang cukup mendalam .... tidak percaya lihatlah raut wajahnya, senyumnya ... dan langkahnya ... semuanya serba berbeda ... lebih mantap dan menyakinkan.
3- Seakan mendendangkan bait-bait siir para pujangga pemabuk cinta ;
يا ليل طل ... يا شمس قف ... لا تطلع علي الطول
Seakan dia sedang berkata kepada kekasihnya ....
Wahai dindaku !
- Jika engkau adalah bunga akulah tangkainya
- Jika egkau adalah awan akulah langitnya
- Jika engkau adalah bulan akulah cahayanya
- Jika engkau matahari akulah sinarnya

Wahai kandaku .... janganlah engkau gilisah ...
- Jika engkau adalah mobil akulah bensinnya
- Dan jika engkau adalah supirnya akulah kumsarinya (kernetnya)...

4- Namun kebahagiaan hakiki tidak terdapat dalam hal-hal simbolik saja ... saudara kita ... layak mendapatkan kebahagiaan hakiki, karena hal-hal berikut :

a. Ia sedang menjalani sunnah (tradisi) para nabi dan rosul :
(أربعٌ مِنْ سُنَنِ المُرْسَلِيْن: الحِناَءُ (في رواية الحياء)، والتَّعَطُّر والسِوَاكُ والنِّكاَحُ). (الترمذي)
“Empat perkara merupakan sunah para Nabi: Celak, memakai minyak wangi, bersiwak, dan menikah”.

b. Ia mendapatkan sebaik-baik harta simpanan yang dapat ditambahkan kedalam tabungannya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Tsauban, beliau berkata: ketika turun ayat:
والذين يكنزون الذهب والفضة ولا ينفقونها في سبيل الله فبشرهم بعذاب أليم
“Sesungguhnya orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”. (At-Taubah: 34).

Pada Saat itu kami bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan, lalu sebagian sahabat ada yang berkata: “Telah turun ayat tentang emas dan perak, andai kami mengetahui bahwa ada sesuatu yang lebih berharga daripada keduanya, niscaya kami akan menyimpannya”, maka Rasulullah menjawab:
لِسَانٌ ذَاكِرٌ، وَقَلْبٌ شَاكِرٌ، وَزَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ تُعِيْنُهُ عَلَي إِيْمَانِهِ"
“Ada, jawab Rasululllah, “yaitu: Lisan yang selalu berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur, dan istri yang beriman; yang menunjang keimanan suaminya”.
Imam Thabrani juga meriwayatkan –dengan sanad yang baik- dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
أرْبَعٌ مَنْ أصَابَهُنَّ، فَقَدْ أَعْطَي خَيْرَي الدُنْيَا وَالآخِرَةِ، قَلبًا شاكِرًا، وَلسَانًا ذَاكِراً، وبَدَنًا عَلَي البَلاَءِ صَابِرًا، وَزَوْجَةً لاَ تَبْغِيْهِ حَوْبًا فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ".
“Ada empat perkara, barang siapa mendapatkannya maka ia telah diberikan kebaikan dunia dan akherat, yaitu: Hati yang selalu bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir, fisik yang sabar atas musibah, dan istri yang dinikahinya bukan karena ingin menjerumuskannya kedalam kemaksiatan atau menginginkan hartanya”.

c. Mendapatkan sebaik-baik perhiasan dunia
Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
" عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ r قَالَ : الدُّنْيَا مَتَاعٌ ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ".
“Dunia laksana perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalehah”.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ r أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِه.
“Tidak ada sesuatu yang bisa memberi manfaat kepada seseorang –setelah taqwa- lebih baik dari istri shalehah, apabila diperintah [oleh suaminya] ia taat, apabila dilihat menyenangkan, apabila bersumpah (diberi janji) ditepatinya, apabila ditinggal pergi, ia menjaga dirinya dan harta suaminya”. (H.R. Ibnu Majah)

d. Mendapatkan penyebab penyebab kebahagiaan
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dengan sanad yang benar, Thabrani, Bazzar, dan Hakim (yang disahkan), dari Sa’ad bin Abi Waqqas Ra. Ia berkata :
"عن سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ وَالْمَسْكَنُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الصَّالِحُ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ السُّوءُ وَالْمَسْكَنُ السُّوءُ وَالْمَرْكَبُ السُّوءُ".
Rasulullah Saw bersabda:
“Kebahagiaan manusia itu ada tiga dan sialnyapun ada tiga. Kebahagiaannya adalah: Istri shalehah, rumah yang bagus, dan kendaraan yang nyaman, sedang sialnya adalah: Isti yang jahat, rumah yang buruk, dan kendaraan yang jelek”.
Dalam hadis lain yang menjelaskan hadis diatas, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Hakim, bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
"ثَلاَثَة ٌمِنَ السَّعَادَةِ؛ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، تَرَاهَا تُعْجِبُكَ، وَتَغِيْبُ فَتَأْمَنُهَا عَلَي نَفْسِهَا وَمَالِكَ، وَالدَّابَّةُ تَكُوْنُ وَطِيْئَةً تَلْحَقُكَ بِأَصْحَابِكَ، وَالدَّارُ تَكُوْنُ وَاسِعَةً كَثِيْرَةَ الْمَرَافِقِ، وَثَلاَثَةٌ مِنَ السَّقَاءِ؛ الْمَرْأَةُ تَرَاهَا فَتَسُوْءُكَ، وَتَحْمِلُ لِسَانَهَا عَلَيْكَ، وَإِنْ غِبْتَ عَنْهَا لَمْ تَأْمَنْهَا عَليَ نَفْسِهَا وَمَالِكَ، وَالدَّابَّةُ تَكُوْنُ قُطُوْفًا، فَإِنْ ضَرَبْتَهَا أَتْعَبَتْكَ، وَإِنْ تَرَكْتَهَا لمَ ْتُلْحِقُكَ بِأَصْحَابِكَ، وَالدَّارُ تَكُوْنُ ضَيِّقَةً، قَلِيْلَةُ الْمَرَافِقِ".
“Tiga hal keberuntungan adalah:
1. Istri shalehah, jika dilihat ia menyenangkanmu, jika engkau pergi, engkau merasa percaya bahwa ia dapat menjaga dirinya dan hartamu;
2. Kuda yang penurut dan cepat larinya, yang dapat membawamu menyusul teman-temanmu;
3. Dan Rumah besar yang banyak didatangi tamu.
Dan tiga hal kesialan adalah:
1. Istri yang jika engkau pandang, menjengkelkanmu, dan jika engkau pergi engkau merasa tidak percaya bahwa dia dapat menjaga dirinya dan hartamu;
2. Kuda yang lemah, jika engkau pukul malah akan menyusahkanmu, dan jika engkau biarkan malah tidak dapat membawamu menyusul teman-temanmu;
3. Rumah yang sempit serta jarang didatangi tamu”.

e. Dapat modal untuk memperbaiki agama dan membersihkan diri
Menikah merupakan ibadah yang dapat menyempurnakan separuh agama seorang muslim, sehingga ia dapat menghadap Allah dengan sebaik-baik kondisi yaitu: kesucian dan kebersihan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh, Thabrani, dan Hakim yang berkata: “hadis ini sanadnya benar” dari Anas Ra, bahwa Rasulullah bersabda:
"مَنْ رَزَقَهُ اللهُ امْرَأَةً صَالِحَةً، فَقَدْ أَعَانَهُ عَلَي شَطْرَ دِيْنِهِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي الشَّطْرِ الْبَاقِيْ"
“Barang siapa diberi rizki oleh Allah seorang istri shalehah, sesungguhnya telah ditolong separuh agamanya, dan hendaknya ia bertaqwa kepada Allah pada separuh lainnya”.
Dari beliau juga: Rasulullah bersabda:
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ طَاهِرًا مُطَهَّرًا فَلْيَتَزَوَّجْ الْحَرَائِرَ ".
“Barang siapa ingin bertemu dengan Allah dalam kondisi bersih dan suci, hendaknya ia menikah dengan wanita terhormat”. (H.R. Ibnu Majah, namun hadis ini sedikit lemah)
Ibnu Ma’ud berkata: “jika umurku hanya tinggal sepuluh hari lagi, dan aku tahu bahwa aku akan meninggal dipenghujung hari itu, tentu aku akan menikah, karena takut akan fitnah”
Anda telah mendapatkan anugerah ilahi yang cukup besar, maka rawatlah anugerah ini (وإذا كنت في نعمة فارعها، فإن المعاصي تزيل النعم) ) , jika anda tidak pandai merawatnya, anugerah itu akan segera dicabut dari anda .

Bagaimana merawat anugerah ini ? :
1. Istri anda (suami anda) adalah hadiah dari Allah, maka Terimalah hadiah Allah ini dengan lapang dada. Masa memilih sudah selesai, bukan saatnya membanding-bandingkan lagi. Terimalah ia apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Karena kelebihan dan kekurangan yang ada pada pasangan anda itu tak lain, hanyalah refleksi dari kelebihan dan kekurangan anda. (الطيبون للطيبين والخيبات للخبيثين)

2. Cintailah pasangan anda sewajarnya, jangan berlebihan, karena pertemuan anda, tentu tidak akan akan kekel selamanya. Cinta yang abadi itu hanyalah milik Allah.
احبب حبيبك هونا ما ، عسي أن يكون بغيضك يوما ما
وابغض حبيبك هونا ما ، عسي أن يكون حبيبك يوما ما

3. Harus disadari bahwa, walaupun anda berdua, tapi hakekatnya anda merupakan bagian dari bangunan masyarakat Islam yang besar, bagian dari perabadabannya yang agung, dan bagian dari ajarannya yang suci dan tinggi.

4. Maka bangunlah keluarga yang kuat, sehingga melahirkan genarasi yang kuat .... yang turut serta memikul beban umat ini dalam mengambalikan kejayaannya.
وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا
فخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.

5. Maka hendaknya masing-masing pasangan tahu tugas dan tanggung jawabnya, (kisah sukses bangsa jepang, pasca perang dunia II).

6. Selamat menempuh hidup baru, semoga Allah memberkahinya, dan mengumpulkan anda berdua dalam kebaikan.

بارك الله لكما وبارك عليكما وجمع بينكما في خير