1.01.2009

SAAT-SAAT RASUL MENANGIS (1)


Saib bin Yazid menceritakan bahwa Pada saat Rasulullah mendistribusikan harta rampasan perang (dari hasil perang Hunain) yang kebanyakan didapat dari bani Hawazin, mayoritas yang mendapatkan bagian adalah kaum muhajirin Mekkah dari kabilah quraisy. Keputusan ini menjadikan para Anshar marah dan iri. Menyebarlah desas-desus yang tidak mengenakkan. Mendengar itu Rasulullah segera mendangi mereka diperubmaan-perumahan mereka seraya berkata:

"Saya memohon kepada yang bukan dari Anshar hendaknya bisa meninggalkan tempat ini !".

Rasulullah lalu melafatkan syahadat, memuji Allah kemudian bersabda:
"Wahai saudaraku para Anshar, telah aku dengar pembicaraan kalian tentang pembagian harta rampasan perang, dimana aku bagikan kepada sekelompok orang yang aku maksudkan untuk mendekatkan hati mereka kepada Islam, semoga dengan demikian mereka menyaksikan (kebesaran Islam) setelah ini, setelah Allah memasukkan Islam kepada hati-hati mereka".

Lalu beliau melanjutkan:

"Wahai para Anshar, bukankah Allah telah memantapkan keimanan kepada kalian, Allah juga telah mengkhususkan kalian dengan kemuliaan, serta menamakan kalian dengan sebaik-baik nama yaitu Pembela Allah dan Pembela Rasulullah, jika bukan karena hijrah maka aku akan menjadi anshar, jika manusia melewati lembah, lalu kalian melewati lembah yang lain, maka aku akan melewati lembah yang kalian lewati, apakah kalian tidak rela jika mereka pergi dengan membawa harta rampasan perang (yang hanya berupa domba, kambing, dan onta serta secuil kenikmatan) sementara kalian pergi bersama Rasulullah Saw ?".

Mendengar itu, dengan serempak mereka berkata:
"Kami rela ya Rasulallah".

"sekarang apa yang ingin kalian katakan terhadap apa yang telah aku sampaikan !".

Ansha berkata:
"Wahai Rasulullah, dulu anda mendapati kami dalam kegelapan, lalu Allah mengeluarkan kami melalui perantaraan anda menuju cahaya, anda mendapatkan kami berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kami melalui perantara anda. Anda mendapati kami dalam kesesatan, lalu Allah memberikan kepada kami hidayat melalu perantara anda, oleh karena itu, kami meredhai Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi, oleh karena itu maka lakukanlah apa saja yang anda ingin lakukan seluas-luasnya".

Lalu Nabi bersabda:
"sungguh, seandainya jika kalian menjawab dengan perkataan selain ini, maka akan aku katakan bahwa kalian telah benar: "Bukankah anda datang kepada kami karena terusir, lalu kami ayomi, anda telah didustakan, dan kamilah yang mempercayai anda, anda dihinakan maka kamilah yang membantu, anda telah ditolak dan kamilah yang menerima anda", jika semua itu yang kalian katakan, maka kalian benar".

Anshar menjawab:
"Tidak demikian wahai Rasulullah, akan tetapi hanya Allah dan Rasul-Nyalah yang telah memberikan nikmat dan kemuliaan kepada kami dengannya kami dilebihkan dari orang lain".

Tak ayal lagi, ledakan tangisan anshar tidak bisa dibendung lagi. Mereka menangit dengan tersedu-sedu, Nabi pun terut menangis bersama mereka, serta meridhai mereka, sementara dengan penuh keyakinan dalam hati mereka mengatakan bahwa apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah tadi lebih berarti dan lebih baik bagi mereka dari semua harta rampasan perang yang telah mereka irikan.

(Mu'jam al-Kabir, volume 5, hal 151)

1 comment:

Unknown said...

جيد... جيد... شكرا كثيرا